Peduli Kebersihan Udara dengan Mengenali ISPU dan Parameternya

AQIMonitor - Kebersihan udara sudah cukup lama menjadi perhatian, terutama berkaitan dengan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kerap terjadi di Indonesia. Akibat dari karhutla ini sangat merugikan banyak pihak, dari kerugian material dari hutan yang terbakar, hilangnya habitat hewan, matinya hewan-hewan,api yang menjalar dapat sampai ke perkebunan dan pemukiman, kabut asap yang dihasilkan dari karhutla menyebar menyelimuti pemukiman membuat mengurangnya jarak pandang serta juga berpengaruh besar terhadap kualitas udara yang memburuk. Buruknya kualitas udara menyebabkan makhluk hidup menjadi terganggu kesehatannya, terutama manusia dapat mengalami penyakit mulai dari pilek, mata merah, sakit tenggorokan, asma, bronkitis, radang paru-paru, hingga penyakit kardiovaskular.  

Sebagai masyarakat sipil, agar terhindar dari pengaruh buruk ketidakbersihan udara sekitar maka perlu dan penting mengetahui bagaimana keadaan udara yang ditinggali, apakah sedang dalam keadaan baik atau tidak. Hal tersebut dapat mempengaruhi keputusan yang diambil. Misalnya jika kualitas udara sedang tidak baik, masyarakat dapat menggunakan masker ketika keluar rumah ataupun menghindari kegiatan yang dilakukan diluar rumah. Suatu parameter yang dapat menjadi acuan penilaian apakah kualitas udara sedang baik dan tidak yakni ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara). Menurut Permenlhk RI nomor   P.14/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2020 tentang Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) pada pasal 1 ayat 1 tertera bahwa ISPU adalah angka yang tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi mutu udara ambien di lokasi tertentu, yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk hidup lainnya. 

ISPU memiliki beberapa kategori yang membedakan tingkat pencemaran udara yang terjadi, kategori tersebut tertera pada gambar di bawah ini : 


Terlihat bahwa tingkat pencemaran masih tidak berbahaya bagi manusia berada direntang 0 - 100.

Parameter Partikulat Dalam ISPU

Hal yang penting juga untuk diketahui, ISPU ini terdiri dari beragam gas parameter partikulat yang berbeda yaitu CO, NO2, O3, SO2, PM10, dan PM2,5. Penjelasan singkat mengenai masing-masing paramater tersebut : 

1. Karbon monoksida (CO)

Menurut Wikipedia, karbon monoksida, rumus  CO, adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Ini terdiri dari  atom karbon yang terikat secara kovalen  dengan  atom oksigen. Ikatan ini memiliki dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen  antara atom karbon dan oksigen. CO dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna  senyawa karbon dan sering dihasilkan di mesin pembakaran internal. 

CO lebih reaktif dengan hemoglobin dalam darah daripada oksigen, yang dapat mengurangi daya dukung oksigen darah. Hal ini dapat menurunkan suplai O2 ke organorgan tubuh. Ini tidak baik bagi orang yang memiliki masalah jantung. Bagi orang yang kesehatannya normal, dampak dari inhalasi CO akan timbul saat konsentrasi CO dalam darah sudah tinggi. Seperti berkurangnya kapasitas kerja, berkurangnya kecekatan, turunnya kemampuan belajar, dan kesulitan mengerjakan hal kompleks. 

 CO termasuk gas rumah kaca lemah, sehingga secara langsung CO hanya berdampak kecil kepada pemanasan global. Akan tetapi, dampak tidak langsung yang ditimbulkannya cukup besar, karena keberadaannya mempengaruhi konsentrasi gas rumah kaca lain, seperti CH4, O3 troposferik (smog), dan CO2. Keracunan gas CO dapat ditandai dari keadaan ringan seperti pusing, sakit kepala, dan mual. Keadaan yang lebih berat dapat berupa menurunnya kemampuan gerak tubuh, gangguan pada sistem kardiovaskuler, serangan jantung, bahkan kematian.

2. Nitrogen Dioksida (NO2)

Menurut Wikipedia, nitrogen dioksida adalah salah satu dari beberapa nitrogen oksida, dan NO2 digunakan sebagai bahan sintetis untuk menghasilkan asam nitrat, menghasilkan jutaan ton per tahun. Gas ini berwarna coklat kemerahan, beracun, berbau menyengat dan merupakan salah satu pencemar udara utama. 

Gas NO2 dapat menyebabkan efek jangka pendek dari peradangan saluran napas pada orang sehat. NO2 dapat bereaksi dengan SO2 di atmosfer  membentuk hujan asam. Bagi lingkungan, hujan asam dapat menurunkan pH badan air, sehingga kondisi badan air tidak mendukung kehidupan beberapa biota perairan. NO2 beracun berakibat fatal bagi sebagian besar hewan pada tingkat di atas 100 ppm, dan 90% dari kematian ini disebabkan oleh gejala edema paru. Konsentrasi 800 ppm NO2 menyebabkan kematian 100%. Peningkatan penyerapan nitrogen ke dalam tanah akibat  hujan asam juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan unsur hara dalam tanah. Fenomena ini menyebabkan keluarnya mineral-mineral seperti Ca, Mg dan K yang merupakan mineral terpenting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Mineral ini digantikan oleh logam berat seperti Al, yang justru menghambat pertumbuhan akar dan menghambat penyerapan air. Efek pada material  yang terjadi adalah terjadinya korosi dan hilangnya keindahan material.

3. Sulfur dioksida (SO2)

Menurut Wikipedia, belerang dioksida adalah senyawa  gas beracun yang mengeluarkan bau menyengat dari gunung berapi dan beberapa proses industri. Karena batubara dan minyak bumi juga mengandung SO2,  gas belerang dioksida dihasilkan dari produk pembakaran bahkan jika senyawa belerang dipisahkan  sebelum pembakaran. Oksidasi lebih lanjut SO2 didukung oleh katalis seperti NO2 membentuk H2SO4 dan dengan demikian hujan asam. Gas 

  SO2 dapat menimbulkan efek jangka pendek berupa bronkokonstriksi dan peningkatan gejala asma. NOx dapat bereaksi dengan SO2 di atmosfer  membentuk hujan asam. Pada konsentrasi SO2 400800 ppm, kontak singkat pun memiliki efek langsung dan sangat berbahaya. Sulfur dioksida juga berbahaya bagi tanaman dan dapat membunuh jaringan daun pada konsentrasi tinggi. Area antara tepi daun dan urat rusak.

4. Total Suspended Particulate (TSP)

TSP dibagi menjadi partikel kasar (PM10) dan partikel halus (PM2.5). Menghirup manusia PM10  dapat menyebabkan masalah pernapasan. PM2.5 lebih berbahaya bagi manusia karena dapat mencapai saluran pernapasan bagian bawah dan menyebabkan kerusakan jaringan paru-paru, kanker, dan kematian. 

 TSP di atmosfer dapat mengurangi visibilitas pengemudi mobil, menghalangi sinar matahari di pertanian, dan mengganggu produktivitas pertanian. Efek kesehatan dari paparan debu  sangat tergantung pada komposisi komposisi kimianya. Misalnya debu asbes yang dihasilkan saat mengerem mobil yang menggunakan asbes pada bantalan rem. Debu asbes  menyebabkan asbestosis, yang mempengaruhi kanker.  Debu yang mengandung 

 logam berat juga  dapat menyebabkan fibrosis  paru dan radang selaput lendir. Beberapa partikel logam, seperti Be, dapat menyebabkan penyakit paru-paru akut, dan debu arsenik dapat menyebabkan kanker paru-paru dan  kulit. Efek lain dari partikel debu adalah terhalangnya penglihatan.

5. Ozon (O3)

Menurut wikipedia, Ozon (O3) adalah molekul anorganik radikal yang terdiri dari tiga atom oksigen yang bersifat oksidator kuat. Secara alamiah, ozon dihasilkan dari molekul dioksigen (O2) pada atmosfer bumi yang berinteraksi dengan sinar ultraviolet atau aktivitas elektrik pada atmosfer.

Gas- gas ozon ini di atmosfer Bumi terdapat pada dua lapisan, yakni di lapisan troposfer dan juga di lapisan stratosfer. Di lapisan troposfer, gas- gas ozon ini hanya terdapat dalam prosentase kecil, yakni hanya 10%. Sedangkan 90% lainnya terdapat di lapisan stratosfer. Keberadaan lapisan ozon yang ada di atmosfer ini mempunyai fungsi untuk melindungi Bumi dari berbagai gangguan yang berasal dari luar angkasa, salah satunya adalah adalah melindungi permukaan Bumi dari radiasi sinar ultraviolet dari matahari yang menyebabkan kanker. Sinar ultraviolet atau yang biasa disebut dengan UVB berasal dari matahari. Lapisan ozon ini mampu menyerap porsi sinar ultraviolet tersebut agar tidak berlebihan mencapai permukaan Bumi. Terlalu banyak porsi sinar ultraviolet yang mencapai permukaan Bumi akan sangat membahayakan. Sinar ultraviolet ini seringkali dihubung- hubungkan dengan berbagai efek berbahaya, tidak hanya kanker kulit saja, namun juga katarak, kerusakan pada tanaman- tanaman dan bahan- bahan tertentu, dan juga berbagai bentuk kehidupan laut. 

Sedangkan jika lapisan ozon berada di dekat permukaan Bumi, maka akan berubah menjadi sifat racun yang dapat merusak paru- paru manusia yang menghirupnya. Maka dari itulah sangat penting keberadaan lapisan ozon ini di atmosfer Bumi untuk melindungi Bumi dari berbagai gangguan yang membahayakan kehidupan manusia dan makhluk hidup di Bumi serta kelestarian Bumi itu sendiri. 

Perhitungan ISPU

Perhitungan untuk menghitung seberapa besar tingkat ISPU di suatu wilayah dapat menggunakan rumus dibawah ini : 


Untuk informasi lebih lengkap mengenai ISPU, kalian dapat memperoleh informasinya disini dan disini. Mari peduli kebersihan udara dengan mengetahui keadaan udara ditempat tinggal kita!

Sumber referensi : 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ozon : Sang Pahlawan Sekaligus Sang Bahaya